BICARA atau MATI

Pengantar :
Ini tulisan lama saya. Materi pada saat memberikan pelatihan Public Speaking 24 Mei 2008 di Yogyakarta.
Bukan kelas nasional, hanya lokal (pemain kampung bos ... Hehe).
Jadi agak serius sistematikanya. Semoga bermanfaat.


Source :  YourStory.com


Setiap saya harus maju ke depan untuk berpidato, memberi sambutan atau saya harus mempresentasikan sesuatu kepada orang lain saya sering gemetar, keluar keringat dingin dan akhirnya saya nggak bisa berkata-kata lagi. Semua yg telah saya persiapkan jadi hancur berantakan dan ini benar-benar mengganggu karir saya ...


A.    Pendahuluan
Public speaking atau berbicara di depan publik bagi sebagian orang merupakan hal yang sangat sulit dilakukan, jadi mereka sebisa mungkin menghindarinya. Pendapat lain menyatakan bahwa public speaking adalah bagian dari jalan hidup orang yang memang berbakat untuk menjadi pembicara. Demikian pula dengan pernyataan “Lebih baik Mati daripada Berbicara di Depan Umum” adalah ekspresi perasaan takut yang sedemikian besar pada public speaking.
Public Speaking merupakan salah satu bagian dari kehidupan bermasyarakat, dunia kerja maupun akademik. Argumen tersebut yang membuat public speaking tidak mungkin dihindari. Persoalan public speaking juga bukan pada berbakat atau tidak berbakat, karena berbicara merupakan bagian dari kebutuhan personal. Satu hal yang harus diingat bahwa anda hidup di dunia nyata yang menuntut interaksi dengan orang lain. Cepat atau lambat anda akan dihadapkan pada kenyataan bahwa anda tidak bisa memilih “mati” daripada bicara di depan publik.
Selanjutnya tulisan ini akan membahas Urgensi, Permasalahan dan Solusi dalam Public Speaking.

B.     Urgensi “Public Speaking”

Secara alamiah seseorang akan memiliki komunitas pergaulan yang lebih dari satu. Setidaknya ada dua komunitas yaitu kehidupan bermasyarakat dan kehidupan dunia kerja atau komunitas tempat tinggal, komunitas sekolah dsb. Selain itu sudah menjadi kelaziman seseorang memiliki multi profesi maupun multi tugas. Kondisi seperti ini yang menyebabkan seseorang akan semakin memiliki potensi melakukan public speaking.

Semakin tinggi jabatan atau karir seseorang memiliki  konsekuensi semakin sering melakukan public speaking. Hal yang sangat tidak mungkin untuk dihindari oleh seorang kepala, direktur maupun manajer adalah permohonan untuk berbicara, menyampaikan sambutan, pidato ataupun memimpin rapat. Sekali lagi, sangat tidak mungkin semuanya akan didelegasikan kepada orang yang memiliki kemampuan public speaking yang lebih  baik.

Banyak para pengusaha berhasil dalam pekerjaannya karena kemampuan berbicaranya yang hebat yang mampu meluluhkan hati para pemegang saham dan juga para konsumen, sehingga rizkipun akan mengalir bagai air tanpa henti. Seorang pendidik harus bisa menyampaikan ide-ide dengan baik dalam melaksanakan tugas mengajar, sehingga kegiatan transfer ilmu kepada para muridnya tidak tersendat.  Seorang direktur atau atasan harus mampu berbicara dengan tepat pada para stafnya, sehingga tugas-tugas yang diberikan dapat berjalan sesuai dengan standart operasional yang ada. Coba bayangkan jika para pengusaha sukses, pendidik, dan direktur tersebut tidak ahli dalam berbicara, apakah hal itu bisa terjadi?

Bicara di depan umum merupakan ketrampilan yang sangat berguna. Anda wajib memilikinya, karena kehidupan nyata menuntut anda untuk mampu melakukan public speaking.


C.    Permasalahan dalam “Public Speaking”

Banyak orang berbicara seperti halnya kelakuan orang yang tidak bisa berenang. Meronta, melawan air dan membuat diri sendiri kelelahan serta bergerak hanya sepersepuluh kecepatan mereka yang sudah ahli. Pembicara-pembicara yang kurang baik, seperti halnya perenang yang tidak pandai, menjadi tegang dan membelit diri mereka sendiri hingga kusut dan menggagalkan maksud mereka sendiri untuk berbicara.

Perasaan malu, enggan, takut bahkan tertekan adalah permasalahan terbesar pada saat seseorang diharuskan berbicara di depan umum. Dampaknya adalah tubuh gemetar, keluar keringat dingin, ingin buang air kecil, mual dll. Perasaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
  • Takut gagal.  Ingin selalu sukses dan hasrat tersebut membuat ketakutan akan kegagalan itu semakin besar ;
  • Tidak percaya diri. Merasa diri tidak mampu untuk melakukan
    hal tersebut ;
  • Trauma. Memiliki rasa takut dan merasa sendirian ketika berdiri
    di panggung dan semua mata melihat padanya ;
  • Takut dinilai/dihakimi. Hal ini terjadi karena adanya perasaan takut
    ketika banyak orang membicarakan dirinya atau pendapatnya ;
  • Terlalu perfeksionis. Perfeksionis baik, tetapi terlalu perfeksionis
    dan berharap terlalu banyak pada dirinya sendiri malah membuat efek negatif ;
  • Takut orang banyak. Merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri
    ketika berbicara di depan puluhan, ratusan atau ribuan orang ;
  • Kurang persiapan. Persiapan yang minim membuat rasa takut untuk
    berbicara di cepan umum ini semakin menjadi-jadi ;
  • Stress. Stress ketika berbicara di depan umum ;
  • Blank. Tidak tahu apa yang harus dilakukan, apa yang harus
    dibicarakan.
Terjemahan bebas pernyataan Rob Sherman, pengacara dan public speaker di Columbus, Ohio, tentang 10 kesalahan Public Speaking :
  • Memulai dengan “Rengekan”. Misal : Ucapan terima kasih yang terlalu banyak. Start with a bang! Mulailah dengan sesuatu yang menarik perhatian audience ;
  • Meniru gaya Orang Lain. Anda akan kehilangan jati diri ;
  • Gagal “mengenali” Audience. Pendengar ingin berjumpa dengan anda. Jika tidak meluangkan waktu sebelum presentasi dengan berbaur audience, berarti anda kehilangan beberapa point positif dari publik ;
  • Gagal melakukan Relaksasi. Dengarkan musik, bernafas dalam-dalam, angkat bahu akan menghilangkan nervous ;
  • “Membacakan” materi, kata demi kata. Bersiaplah untuk menidurkan audience. Manfaatkan  “keyword” outline : Bacalah keyword untuk memfokuskan pikiran anda. Pandanglah mata audience. Bicaralah ! ;
  • Memanfaatkan cerita Orang Lain. No Problem, tapi akan lebih baik jika menceritakan pengalaman anda sendiri ;
  • Bicara tanpa Gairah. Bersemangatlah pada topik anda, maka audience akan terpengaruh ;
  • Mengakhiri presentasi dengan Pertanyaan dan Jawaban. Gantilah dengan bertanya dilanjutkan pernyataan  “Kita akan sampai di Penutup” , baru ke Jawaban. Tidak berhenti disitu, tapi lanjutkan dengan satu paparan yang berkaitan dengan tema utama atau simpulkan beberapa point kunci. Akhiri dengan “Indah” ;
  • Gagal dalam Persiapan. Reputasi anda menjadi taruhan pada saat berhadapan dengan audience – Persiapkan diri untuk bisa memastikan bahwa anda akan meninggalkan kesan baik ;
  • Gagal menyadari bahwa Kemampuan Public Speaking harus dilatih. Samakan dengan anda melatih diri untuk lancar menggunakan berbagai peralatan.
Uraian di atas sudah cukup sebagai cermin, untuk mengenali diri anda dalam berbicara. Selanjutnya temukan kelemahan anda dan atasi.


D.    Solusi Masalah “Public Speaking”

Konsep yang menyatakan bahwa seorang speaker adalah dilahirkan atau karena bakat (talented) tidak pernah ada, yang ada hanyalah bagaimana seseorang memahami teori komunikasi secara benar, penguasaan olah vokal dan pemahaman tentang dampak psikologis suatu presentasi terhadap pendengar.
Anda diminta untuk menyampaikan sebuah presentasi penting. Anda tahu bahwa persoalan “terbanyak” ada pada bagaimana menyampaikannya. Tapi anda juga tahu, bahwa persoalan “terbesar” ada pada bagaimana memulainya. Pengenalan terhadap diri sendiri adalah langkah awal yang harus dilakukan. anda harus menyadari dimana kelemahan-kelemahan yang harus anda atasi, pahamilah bahwa semua orang mengalaminya bahkan pembicara hebatpun pasti pernah mengalaminya. Jadi kenali dan taklukan penyebab rasa takut anda.

Beberapa kelemahan yang umum dialami oleh seorang public speaker pemula sudah disampaikan di atas. Pada prinsipnya masalah-masalah tersebut dapat diatasi dengan beberapa langkah berikut :
·         Manajemen Panik dan Takut
Atur dan kontrollah kepanikan, kecemasan, dan ketakutan serta rasa gugup anda, sehingga bukan mereka yang mengatur dan mengontrol anda. Apa yang anda alami saat semua hal destruktif itu terjadi, adalah persis sama dengan apa yang anda alami saat anda bersemangat. Anda hanya perlu merubah karakteristiknya.

·         Menjadi Diri Sendiri
Menjadi diri sendiri adalah keharusan, jika anda sudah sampai ke titik delivery alias penyampaian materi presentasi. Setiap orang punya gaya. Siapakah yang terbaik untuk menampilkan gaya anda?

·         Beri maka Anda akan Menerima
Jika anda ingin audience bersemangat, anda harus bersemangat. Jika anda ingin audience berpikir, anda harus berpikir. Jika anda ingin audience tertawa, tertawalah anda. Jika anda ingin audience menangis, menangislah anda.

·         Jangan pernah meminta Maaf, mengakui Keburukan atau menciptakan Pembenaran
Tentu saja, kecuali jika anda punya alasan yang sah untuk melakukan hal itu. Dalam banyak kasus, anda memang tidak perlu meminta maaf, mengakui keburukan atau menciptakan pembenaran dalam sesi bicara anda.
Setiap kali pernyataan negatif keluar dari mulut anda, maka sebenarnya anda mengatakan hal ini: "Jangan berharap banyak dari saya."

·         Libatkan Mereka
Manusia adalah pendengar yang buruk. Rata-rata, setiap sembilan detik, setiap audience akan mendengarkan hal lain selain suara anda. "Penyimpangan mental" mereka ini, memang terhitung kecil setiap kalinya. Tapi ingatlah kenyataannya; setiap sembilan detik!
Ini artinya, suara anda seperti riuh dan rendah. Naik dan turun, terdengar dan tidak terdengar. Audience cenderung melupakan 80% pesan anda. Di sinilah bergunanya perangkat non verbal anda. Suara, alat bantu visual, alat peraga dan sebagainya.
Cara yang lebih efektif, adalah melupakan persoalan telinga mereka, dan melibatkan mereka secara langsung. Flesh and blood. Perasaannya, pikirannya, aktivitasnya, tindakannya, nurani, panca indera, hati dan fisiknya.

·         Latih Diri Anda
Practice … practice … practice! Practice Makes Perfect !


E.     Kesimpulan

·         Orang yang tidak mau memanfaatkan kemampuan berbicaranya adalah orang yang merugi ;
·         Kunci dari public speaking adalah latihan ;
·         Jadi : BICARA atau … MATI (Anda yang Menentukan Jawaban)


F.     Referensi

1.      Kasali, Rhenald (2003), Sukses Melakukan Presentasi, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
2.      Milist Bicara, Tips Milis Bicara, http://groups.yahoo.com/group/bicara/
3.      Oramahi, Hasan A. (2003), Menulis untuk Telinga, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
4.      Pane, Teddy R. (2004), Speak Out : Panduan Praktis dan Jitu Memasuki Dunia Broadcasting dan Public Speaking, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
5.      Berbagai Sumber di Internet.



Share this

Related Posts

Previous
Next Post »
Give us your opinion