Showing posts with label Bisnis. Show all posts
Showing posts with label Bisnis. Show all posts

Tips Menjaga Komunikasi dengan Pelanggan di Tengah Pandemi

Wabah pandemi Covid-19 memang memberi pukulan telak di berbagai sektor.
Pola hidup yang akrab dengan physical distancing, social distancing, cuci tangan, dan masker menjadi perhatian khusus dalam kehidupan sehari-hari.

Hal sama terjadi pada sektor bisnis, baik kecil, menengah, maupun perusahaan besar.
Twitter Inc. telah menyatakan memberikan kesempatan work from home (WFH) bagi karyawannya dalam waktu tak terbatas, sementara Google dan Facebook juga telah mengambil kebijakan WFH bagi pegawainya hingga akhir tahun.

Bagaimana dengan bisnis anda? Apakah mengalami problem yang sama?
Beberapa tips tentang menjaga eksistensi bisnis di masa pandemi virus corona saat ini mungkin bisa diterapkan.

komunikasi digital dengan pelanggan
Sumber: pxhere.com

Mengenal Facebook Pay


Facebook Pay diluncurkan pada November 2019, dan bisa digunakan di lintas platform milik Facebook Inc., yakni Facebook, Instagram, dan WhatsApp. Lewat platform ini, pengguna dapat melakukan pembayaran secara online tanpa harus keluar dari aplikasi. Langkah Facebook ini mengikuti jejak Apple yang telah meluncurkan Apple Pay dan Google dengan Google Wallet.

Facebook mengatakan bahwa sistem pembayaran digital ini akan diekspansi secara lebih luas ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia yang merupakan salah satu pasar terbesar di dunia untuk Facebook dan WhatsApp, yang mencakup lebih dari 100 juta pengguna. Diskusi tentang Facebook Pay di Indonesia juga telah dilakukan Facebook dengan perusahaan-perusahaan fintech di Indonesia sejak Agustus 2019 lalu.

"Sistem pembayaran digital ini akan membuka peluang besar bagi pertumbuhan bisnis," kata juru bicara Facebook.

facebook pay

Tips agar “bekerja dari rumah” menjadi efektif bagi Anda

Artikel ini pertama kali diposting di The Keyword
oleh Laura Mae Martin, Executive Productivity Adviser, Google
(Saya copas apa adanya...)
__________

Dalam pekerjaan saya di Google, saya memberikan saran kepada setiap orang mengenai cara menggunakan waktu mereka seefisien mungkin. Ketika bekerja dari rumah, strategi produktivitas saya jauh lebih penting karena saya tidak memiliki struktur yang biasa dilakukan di kantor sehari-hari, seperti melakukan perjalanan ke kantor, menghadiri rapat, atau menyapa rekan kerja. Ketika rumah Anda menjadi kantor, Anda perlu mempelajari rutinitas yang benar-benar baru.

Menyelesaikan pekerjaan walaupun tidak berada bersama rekan satu tim secara fisik telah menjadi kebiasaan di Google selama beberapa waktu (faktanya 39 persen rapat di Google melibatkan karyawan dari dua kota atau lebih). Namun, mungkin tidak demikian bagi semua orang, dan banyak orang di seluruh dunia kini berada dalam situasi kerja yang baru. Jadi, saya coba kumpulkan beberapa tips produktivitas terbaik saya—di mana pun Anda bekerja—dan beberapa hal yang saya pelajari tentang cara menyelesaikan semua pekerjaan dari rumah.

kerja dari rumah
Sumber: rumah.com

WhatsApp Business untuk Usaha Kecil

Memang bukan berita baru ...
Tapi tidak ada salahnya saya tulis artikel tentang WhatsApp Business (WA Bisnis) kan?
Bisa jadi ada diantara anda yang belum mencobanya.

Aplikasi Android WA Bisnis di-launching pada tanggal 18 Januari 2018 lalu.
Dan Indonesia menjadi salah satu pasar yang dipilih selain Italia,Meksiko, Inggris dan A.S.,
menjelang peluncuran untuk seluruh dunia.

MAX CLING Inspirasi Tanpa Batas

“Saya tak tahu, berapa waktu yang tersisa untuk saya. 
Satu jam, satu hari, satu tahun, sepuluh, lima puluh tahun lagi? 
Bisakah waktu yang semakin sedikit itu saya manfaatkan untuk memberi arti keberadaan saya sebagai hamba Allah di muka bumi ini? 
Bisakah cinta, kebajikan, maaf dan syukur selalu tumbuh dari dalam diri, saat saya menghirup udara dari Yang Maha?”
― Helvy Tiana Rosa, Risalah Cinta

Saya jadi ingat rangkaian kalimat tersebut saat bertemu dengan mbak Novi Nur Aini
pemilik brand MAX CLING.
Wanita muda belia kelahiran bulan November 
Persis seperti saya, hanya beda tahun ....
Hahaha 

Dari DPR ke DPR

Quote “Life is a struggle, there is no life without a struggle”
sedemikian akrab di telinga saya ...
"Hidup adalah perjuangan, tiada kehidupan tanpa berjuang"
Sedemikian lekat hingga terasa hilang makna

Sumber : quotefancy.com

Saya wajib bersyukur ...
Ada beberapa teman yang mengusik saya, tidak lewat kata-kata yang seolah di luar kepala
Melainkan lewat kisah yang menginspirasi
Membuat saya tertunduk ...
Dan berbisik ... "Saya belum sekuat mereka ..."

Atas ijin mbak Ika, owner DAPUR AULIA (profilnya ada DISINI)
saya mencoba menulis ulang perjalanan beliau sejak 7 tahun lalu

Mbak Ika adalah seorang Ibu Rumah Tangga
Istri dari seorang anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
Yang dalam bayangan saya adalah kehidupan yang serba kecukupan
Penuh fasilitas dan bergelimang kehormatan
(Kan saya sering dengar sapaan ... Anggota Dewan yang Terhormat )

Sejak suami menyudahi masa kerja sebagai anggota dewan pada September 2009.
Beliau berdua belum berpikir sama sekali mau apa, mau bagaimana ...
Sementara 2 putera mereka masih usia balita.
Waktu tak mau menunggu, dan tak terasa sudah menapaki akhir tahun.

Mungkin anda berpikir mirip saya :
"Anggota Dewan kan cukup punya tabungan, bisalah untuk modal usaha"
Tapi saya akhirnya menarik kembali pernyataan saya, setelah mbak Ika bicara :
"Suami saya anggota dewan, tapi kami gak punya apa-apa.
Saking jujurnya beliau. Bahkan pembantu aja kami gak punya.
Takut gak bisa bayar"

Keputusan pulang kampung diambil pada bulan Desember 2009.
Hijrahlah beliau berdua dari Semarang ke Purwokerto.
Bukan tanpa beban pikiran.
Mengingat beliau berdua sedang tidak ada pekerjaan.

Mbak Ika akhirnya melamar kerja ...
dengan keberanian ekstra
karena yang dituju adalah perusahan Ibunya sendiri.

Ibunda beliau adalah pengusaha catering yang sudah berjalan selama 20 tahunan.
Hasilnya ... lamaran sebagai karyawan ditolak
Iya ... DITOLAK
Entah apa pertimbangan sang Ibu

Ayooo lah ....
Jangan buru-buru nyanyi ...
"Teganya ... teganya ... " .... Hahaha

Ibunda menolak, tapi menawarkan alternatif
yaitu ajakan sebagai partner.
Partner untuk pengelolaan snack dengan brand sendiri.
Bijaknya Ibunda beliau ...
Jadi ingat ada kata-kata "Berilah kail, jangan ikannya ..."

Seperti mendapat energi baru ...
Bergeraklah mbak Ika dengan segala daya upaya dibantu suami tercinta.
Walaupun suami beliau dulu adalah anak anggota dewan selama bertahun-tahun di masa Orde Baru. Bahkan sang suami juga pernah merasakan sendiri berstatus sebagai anggota dewan.
Tapi saat itu bukan siapa-siapa lagi. Dan beliau berdua bekerja sama.

Mbak Ika mengelola usaha, suami handle urusan anak.
Di sela waktu membantu mbak Ika untuk urusan delivery order.
Juga untuk urusan belanja keperluan bisnis.

Sejak awal mengibarkan "bendera snack" untuk kepentingan catering sang Ibu.
(entah gambar benderanya apa ... mungkin lemper atau yang lain ... hehehe)
Mbak Ika juga memberanikan diri untuk "jual diri" di media sosial

Jangan mikir macem-macem bro ...
Jual diri maksudnya menjual sendiri snack homemade beliau.

Langkah demi langkah dijalani
dari sekedar memenuhi pesanan ibu,
hingga akhirnya harus berlari karena semakin banyak order.
Seiring dengan kepercayaan para pelanggan yang semakin tinggi.
Dari pesanan seminggu sekali hingga ribuan dalam sehari.

Masa-masa sibuk tetapi penuh semangat itu bertahan selama 4 tahun
Tahun 2014 mbak Ika tak kuasa menolak takdir
Vonis terkena endometriosis, kista dan myoma keluar dari mulut dokter.

Sampai bulan Oktober 2014, keluar masuk rumah sakit dengan tabah dijalani.
Dan kembali ... Allah punya kehendak lain ...
Dokter memutuskan mengangkat rahim mbak Ika.
Inilah momentum, beliau harus total berhenti bekerja.

Beliau harus bed rest selama 1,5 bulan.
Sementara jahitan operasi masih terasa sakit,
mengalami perdarahan sampai 2 minggu, mual muntah, gak bisa makan ...
menjadi ujian kesabaran untuk beliau dan suami.
Masih ditambah putera beliau yang menderita demam berdarah,
di saat mbak Ika belum pulih sepenuhnya

Allah selalu punya rencana baik ...
Mbak Ika bertutur ke saya :
"Alhamdulillah.. suami yang tadinya total bantu usaha di Mei 2014 kembali bekerja.
Suami meminta saya rehat pasca operasi.
Apalagi di 2015 anak pertama saya harus mengikuti begitu banyak kegiatan ekstra terkait sekolahnya"

Hampir 2 tahun tanpa aktivitas kerja,
kembali menjadi ibu rumah tangga yang hanya menangani urusan domestik.
membuat mbak Ika gerah.
Apalagi saat memandang modal peralatan yang menganggur,
Belum beban moral melihat ada 2 asisten yang tetap setia menunggu beliau.
Sementara karyawan lain sudah keluar mencari pekerjaan lain.

"Saya harus bergerak.
Cari produk yang ga menyita tenaga, yang ga harus begadang tiap malam..
Usaha yang ga harus fresh. Harus bisa stok. Jadi ga tekor di tenaga seperti dulu"
lanjut mbak Ika.

Dan mulailah beliau merintis lagi dari awal ...
Mulai dari selai rumahan, nastar, bumbu hingga frozen food
(Bisa dibaca ... DISINI)

Kisah perjalanan mbak Ika jadi pelajaran berharga buat saya
Setidaknya saya menangkap spirit untuk bangkit.
Khusus untuk suami beliau, respect saya untuk beliau
Suami yang menyediakan diri mensupport penuh mbak Ika

Setidaknya sebagai mantan anggota DPR, tetap bisa mengukir cerita yang sama
"Dari DPR ke DPR ...
Dari Dewan Perwakilan Rakyat ke DaPuR Aulia"
(Ini mah bisa-bisanya saya main plesetan kata ...)

Terakhir ...
Masih dengan harapan yang sama.
Semoga menginspirasi.


Yk - Juni 06, 2017