Showing posts with label Inspirasi Bisnis. Show all posts
Showing posts with label Inspirasi Bisnis. Show all posts

Kanal YouTube yang Menyediakan Tutorial Gratis

Di tengah tren #dirumahaja dan #workformhome selama pandemi corona,
membuat saya iseng mencari referensi kanal YouTube yang menyediakan tutorial gratis tentang beberapa hal.

Mungkin saat ini baru 3 yang saya tampilkan,
jika ada rekomendasi baru dari anda, silakan komen di bawah ya!
Meskipun secara substansi saya pribadi tidak terlampau tertarik pada channel tersebut,
bukan berarti konten kanal ini tidak menginspirasi.
Alasannya karena saya tidak cukup tekun belajar tentang bisnis makanan, hidroponik, handicraft, dan sebagainya 😂 (maklum itulah konten dari kanal ini)

Di sisi lain saya cenderung kagum dengan konsistensi beliau-beliau yang rajin upload tutorial.
Tentu akan banyak fungsi bagi viewer-nya.

Ini kanal yang sempat saya kompilasi:

1. agus cuguy

youtube channel free tutorial

Dari DPR ke DPR

Quote “Life is a struggle, there is no life without a struggle”
sedemikian akrab di telinga saya ...
"Hidup adalah perjuangan, tiada kehidupan tanpa berjuang"
Sedemikian lekat hingga terasa hilang makna

Sumber : quotefancy.com

Saya wajib bersyukur ...
Ada beberapa teman yang mengusik saya, tidak lewat kata-kata yang seolah di luar kepala
Melainkan lewat kisah yang menginspirasi
Membuat saya tertunduk ...
Dan berbisik ... "Saya belum sekuat mereka ..."

Atas ijin mbak Ika, owner DAPUR AULIA (profilnya ada DISINI)
saya mencoba menulis ulang perjalanan beliau sejak 7 tahun lalu

Mbak Ika adalah seorang Ibu Rumah Tangga
Istri dari seorang anggota DPR (Dewan Perwakilan Rakyat)
Yang dalam bayangan saya adalah kehidupan yang serba kecukupan
Penuh fasilitas dan bergelimang kehormatan
(Kan saya sering dengar sapaan ... Anggota Dewan yang Terhormat )

Sejak suami menyudahi masa kerja sebagai anggota dewan pada September 2009.
Beliau berdua belum berpikir sama sekali mau apa, mau bagaimana ...
Sementara 2 putera mereka masih usia balita.
Waktu tak mau menunggu, dan tak terasa sudah menapaki akhir tahun.

Mungkin anda berpikir mirip saya :
"Anggota Dewan kan cukup punya tabungan, bisalah untuk modal usaha"
Tapi saya akhirnya menarik kembali pernyataan saya, setelah mbak Ika bicara :
"Suami saya anggota dewan, tapi kami gak punya apa-apa.
Saking jujurnya beliau. Bahkan pembantu aja kami gak punya.
Takut gak bisa bayar"

Keputusan pulang kampung diambil pada bulan Desember 2009.
Hijrahlah beliau berdua dari Semarang ke Purwokerto.
Bukan tanpa beban pikiran.
Mengingat beliau berdua sedang tidak ada pekerjaan.

Mbak Ika akhirnya melamar kerja ...
dengan keberanian ekstra
karena yang dituju adalah perusahan Ibunya sendiri.

Ibunda beliau adalah pengusaha catering yang sudah berjalan selama 20 tahunan.
Hasilnya ... lamaran sebagai karyawan ditolak
Iya ... DITOLAK
Entah apa pertimbangan sang Ibu

Ayooo lah ....
Jangan buru-buru nyanyi ...
"Teganya ... teganya ... " .... Hahaha

Ibunda menolak, tapi menawarkan alternatif
yaitu ajakan sebagai partner.
Partner untuk pengelolaan snack dengan brand sendiri.
Bijaknya Ibunda beliau ...
Jadi ingat ada kata-kata "Berilah kail, jangan ikannya ..."

Seperti mendapat energi baru ...
Bergeraklah mbak Ika dengan segala daya upaya dibantu suami tercinta.
Walaupun suami beliau dulu adalah anak anggota dewan selama bertahun-tahun di masa Orde Baru. Bahkan sang suami juga pernah merasakan sendiri berstatus sebagai anggota dewan.
Tapi saat itu bukan siapa-siapa lagi. Dan beliau berdua bekerja sama.

Mbak Ika mengelola usaha, suami handle urusan anak.
Di sela waktu membantu mbak Ika untuk urusan delivery order.
Juga untuk urusan belanja keperluan bisnis.

Sejak awal mengibarkan "bendera snack" untuk kepentingan catering sang Ibu.
(entah gambar benderanya apa ... mungkin lemper atau yang lain ... hehehe)
Mbak Ika juga memberanikan diri untuk "jual diri" di media sosial

Jangan mikir macem-macem bro ...
Jual diri maksudnya menjual sendiri snack homemade beliau.

Langkah demi langkah dijalani
dari sekedar memenuhi pesanan ibu,
hingga akhirnya harus berlari karena semakin banyak order.
Seiring dengan kepercayaan para pelanggan yang semakin tinggi.
Dari pesanan seminggu sekali hingga ribuan dalam sehari.

Masa-masa sibuk tetapi penuh semangat itu bertahan selama 4 tahun
Tahun 2014 mbak Ika tak kuasa menolak takdir
Vonis terkena endometriosis, kista dan myoma keluar dari mulut dokter.

Sampai bulan Oktober 2014, keluar masuk rumah sakit dengan tabah dijalani.
Dan kembali ... Allah punya kehendak lain ...
Dokter memutuskan mengangkat rahim mbak Ika.
Inilah momentum, beliau harus total berhenti bekerja.

Beliau harus bed rest selama 1,5 bulan.
Sementara jahitan operasi masih terasa sakit,
mengalami perdarahan sampai 2 minggu, mual muntah, gak bisa makan ...
menjadi ujian kesabaran untuk beliau dan suami.
Masih ditambah putera beliau yang menderita demam berdarah,
di saat mbak Ika belum pulih sepenuhnya

Allah selalu punya rencana baik ...
Mbak Ika bertutur ke saya :
"Alhamdulillah.. suami yang tadinya total bantu usaha di Mei 2014 kembali bekerja.
Suami meminta saya rehat pasca operasi.
Apalagi di 2015 anak pertama saya harus mengikuti begitu banyak kegiatan ekstra terkait sekolahnya"

Hampir 2 tahun tanpa aktivitas kerja,
kembali menjadi ibu rumah tangga yang hanya menangani urusan domestik.
membuat mbak Ika gerah.
Apalagi saat memandang modal peralatan yang menganggur,
Belum beban moral melihat ada 2 asisten yang tetap setia menunggu beliau.
Sementara karyawan lain sudah keluar mencari pekerjaan lain.

"Saya harus bergerak.
Cari produk yang ga menyita tenaga, yang ga harus begadang tiap malam..
Usaha yang ga harus fresh. Harus bisa stok. Jadi ga tekor di tenaga seperti dulu"
lanjut mbak Ika.

Dan mulailah beliau merintis lagi dari awal ...
Mulai dari selai rumahan, nastar, bumbu hingga frozen food
(Bisa dibaca ... DISINI)

Kisah perjalanan mbak Ika jadi pelajaran berharga buat saya
Setidaknya saya menangkap spirit untuk bangkit.
Khusus untuk suami beliau, respect saya untuk beliau
Suami yang menyediakan diri mensupport penuh mbak Ika

Setidaknya sebagai mantan anggota DPR, tetap bisa mengukir cerita yang sama
"Dari DPR ke DPR ...
Dari Dewan Perwakilan Rakyat ke DaPuR Aulia"
(Ini mah bisa-bisanya saya main plesetan kata ...)

Terakhir ...
Masih dengan harapan yang sama.
Semoga menginspirasi.


Yk - Juni 06, 2017


Hikmah di Balik Nama

Sumber : Pinterest



William Shakespeare, seorang penulis asal Inggris,
terkenal dengan sekian banyak quotes.
Salah satu yang pernah diungkapkan adalah
"Apa arti sebuah nama?" ... kutipan dari karya besarnya yaitu "Romeo and Juliet"
Lengkapnya adalah
"What's in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet"

Whatever ...
(ini kata saya ...)
Karena saya adalah orang yang percaya bahwa
Di dalam nama, ada doa ...

Kenapa saya membahas nama di tag bisnis?
Ini adalah tulisan lanjutan dari "Sagon Zayya" yang bisa anda baca DISINI.
Sejarah "panjang" perjalanan bisnis ini  
Dituturkan oleh mbak Asih selaku pemiliknya

Hasrat berbisnis muncul saat sang suami (mas Agus PB) memutuskan untuk mengundurkan diri
Dari pekerjaan sebagai karyawan salah satu perusahaan taxi yang cukup bonafid di Jakarta.
Beliau memutuskan untuk pulang ke kampung halaman.
Alasan mengundurkan diri...? Tidak disampaikan ke saya
Tapi dugaan saya, karena mas Agus gak tahan berjauhan dengan mbak Asih
Hehehe ...

Berbekal uang pesangon dari perusahaan.
Harapan suami, di kampung bisa merintis usaha di bidang pertanian atau peternakan.
Saat mbak Asih mengajak usaha dagang,
Mas Agus menjawab bahwa tidak semua orang bisa berdagang.
Manusiawi ... bukan karena saya membela mas Agus sebagai sesama lelaki
Karena kalau mau jujur saya lebih suka membela wanita ... mbak Asih misalnya 😁

Ya ... manusiawi ... lumrah ...
Karena hal baru cenderung menakutkan
Istilah English-nya ... All beginning are difficult 
(Sok Inggris ya .. )

Modal uang pesangon yang cukup besar untuk ukuran kantong beliau berdua,
mulai dibelanjakan untuk membuat kandang, membeli kambing dan ayam.
Seiring berjalannya waktu, kambing ada yang mati, ayam juga banyak yang tiba-tiba mati
Perlahan modal habis

"Alloh begitu sayang kepada kami, kami pernah bermain riba..
semoga harta yang hilang bisa menghapus dosa riba kami, dan Alloh ridho. 
Aamiin",
lanjut mbak Asih.

Akhirnya mas Agus pindah haluan, dengan melamar menjadi sales pupuk.
Beliau menekuni profesi baru tersebut selama hampir 6 bulan.
Seiring waktu mas Agus berubah pikiran lagi.
Beliau ingin untuk jualan produk sendiri saja, agar fleksibel dalam me-manage waktu.
Hal yang menggembirakan hati mbak Asih, karena dari awal menginginkan untuk berdagang.

Bisnis industri makanan mereka awali dengan membuat kue lumpur, bolu kukus dan nasi uduk.
Sebagian dititipkan di warung.
Nasi uduk dijual keliling mulai dari kecamatan Petanahan sampai Puring, Kabupaten Kebumen.

Entah bagaimana awal mulanya, usaha beliau beralih ke ayam bakar.
Ayam bakar dititip jual di pasar Petanahan.
Tidak hanya itu, mereka juga menitipkan jualan jajanan (makanan kecil) pada keponakan yang bersekolah di Karanganyar.
Multiproduct mereka punya, karena juga menerima pesanan nugget lele dan nugget ayam.

Dari pengalaman membuat nugget tersebut,
memotivasi mbak Asih dan suami untuk berpikir tentang brand / merk dagang.
KIM'S Nugget adalah nama yang diberikan untuk nugget lele dan nugget ayam.

Alhamdulillah respon pasar positif.
Mulailah bisnis dialihkan untuk fokus di nugget.
Mbak Asih melanjutkan cerita

"Dan mulailah kami bermimpi, dengan nugget kami ingin merangkul ibu-ibu di Nampudadi untuk bekerjasama membesarkan nugget.
Qodarulloh...setelah kami kesana kemari, mencoba mengurus perijinan, mentok di perijinan MD untuk frozen food.
Perlahan kami mundur dari nugget..."


Habis nugget, terbitlah susu ...
Pantang menyerah beliau berdua, dan mengalihkan bisnis ke penjualan susu kedelai
Masih mengusung mimpi yang sama yaitu pemberdayaan masyarakat Nampudadi (baca : desa tempat tinggal beliau)
Inspirasi muncul karena penjualan susu kedelai di Kebumen sangat bagus.
Selain itu ada keprihatinan atas minuman dalam kemasan gelas pabrikan yang nyaris mendarah daging.
(saluuuuut ... )
Respon pasar bagus, dan label M-Segar diberikan pada produk ini oleh mas Agus.


Finally ... It's about ZAYA.
Saya melihat, bagaimana suami istri ini selalu berusaha memberikan brand pada setiap produknya.
Bagaimana dengan Sagon Zaya ?
Mbak Asih menuturkan :

"Brand ini lahir dengan pemikiran matang bersama suami, 
tentu didahului dengan doa kepada Alloh Ta'ala.
Nama ini diambil dari nama anak ke 2 kami, Mazaya, 
Mazaya memiliki arti keistimewaan atau keunggulan.
Begitupun harapan kami, produk kami nantinya menjadi produk yang istimewa.
Istimewa tidak melulu harus menjadi yang nomor 1. 
Saat Zaya hadir menemani kebersamaan bersama keluarga, teman, dan kerabat, itupun istimewa.
Kepercayaan dari seluruh pelanggan, dan mitra, itu salah satu wujud Zaya istimewa.."

Tambahnya lagi ...
"Zaya jika diucapkan oleh lidah orang Jawa, khususnya Nampudadi, bisa berubah jadi Jaya.
Harapan kami, itu merupakan doa bagi kami agar Zaya Jaya. 😊
Atau bisa juga jadi Saya, ini doa yang tak kalah baiknya, rasa kepemilikan akan menghadirkan cinta, Zaya Saya..."
(Komen saya : meleset diucapkan, tapi jadi doa ... Aamiin)

Sebagai penutup ...
Bisnis mbak Asih dan mas Agus belumlah sebesar apa yang diperkirakan banyak orang.
Kemana-mana mereka masih setia naik sepeda motor ber-akrobat.
Karena 1 sepeda motor, 5 penumpang.
Hahaha ...

Satu pesan yang disampaikan ke saya :

"Cerita kami tidak ada maksud untuk menggurui.
Semoga bisa menjadi penyemangat buat teman-teman yang sedang merintis bisnis,
atau masih ragu dan malu dalam memulai usaha.
Kami pun pernah malu bahkan sampai saat ini, 
Tapi harus selalu semangat".

So Guys ...
What is in a Name ?

Inspirasi Daun Ubi


Inspirasi Bisnis bisa datang dari mana saja ...
Sama seperti bisnis AYAM COBEK MAK WO

So you know guys
Ini lanjutan tulisan sebelumnya ... Episode 1-nya bisa baca DISINI

Balik ke AYAM COBEK MAK WO
"Ayam" ... tahulah anda ... itu sebangsa unggas yang cukup nge-hits ... Haha
"Cobek" ... idem ... maksudnya sama tahu
Nah kalau "Mak Wo" ? ... adalah panggilan yang sangat familiar kepada seorang ibu yang juga merupakan seorang kakak tertua.

Sosok Mak Wo di bisnis ini adalah ibunda dari pemilik warung AYAM COBEK MAK WO.
Saya percaya bahwa nama itu membawa barokah
Dan saya pun yakin bahwa PENAMAAN BISNIS ini adalah penghormatan kepada sang Ibu.

Maaf ... sekali lagi saya bukan pakar bisnis, I'm just an ordinary man.
Sejujurnya saya kurang nyaman dengan brand bisnis yang menggunakan kata-kata kurang pantas
Terkesan hanya sebagai sensasi belaka ....
(Anda boleh gak sepakat bro ,,,, )

Next ... Ayam sangat populer
Bisa diolah dalam banyak cara yang mungkin nyaris sama dari warung ayam kebanyakan
Ada strategi yang dilakukan founder dari AYAM COBEK MAK WO

Sebutlah nama Kak Hepy
Ini Bidadari pertama di bisnis ini
(saya kan sudah sebut di episode 1 kalau ada bidadari di balik kuliner ini)

Beliau yang menjadi inisiator Ayam Cobek Mak Wo sekaligus "think tank"-nya
Salah satu yang dilakukan adalah OBSERVASI resep lama Melayu, dan coba di-mix-kan dengan bumbu dan selera modern.
Apa yang saya lihat? ... Membuat cita rasa yang UNIK sebagai senjata bisnis kuliner

Sudah ditentukan pula bahwa Ayam Cobek adalah menu ANDALAN
(Menurut saya ini penting sebagai trademark bisnis)
Jika kemudian bicara ada yang diandalkan, bukan berarti tidak butuh dukungan.
Pilihan menu dukungan adalah makanan "sejuta umat" mie ayam dan bakso.

Saya sudah sebut bahwa mie ayam dan bakso adalah menu yang merakyat
Namun alasan yang lebih pasti dituturkan oleh Bidadari ke-2 dari bisnis ini yaitu Kak Mega
(Enak kan jadi CEO RagamInfo ... ketemu bidadari dimana-mana .. Haha)

Kak Mega ini co-founder sekaligus juga adik kandung Kak Hepy
Beliau sampaikan bahwa di Batam (baca : lokasi bisnis ini) cuaca tidak menentu.
Kadang panas kadang hujan. Mau keluar makan siang kadang hujan. Malam juga kadang hujan.
Masyarakat keluar rumah bisa jadi bukan pada jam makan siang atau makan malam.
Mereka lebih memilih makan "berat" di rumah, sehingga saat keluar rumah hanya mencari persinggahan untuk makan yang tidak terlalu berat seperti mie ayam atau bakso.
(Komentar saya ... ada pengamatan KONDISI ALAM dan PERILAKU KONSUMEN)

Selanjutnya mengapa menu andalan adalah ayam cobek?
Kak Mega bicara blak-blakan di depan saya ....

Kami bukan dari kalangan keluarga kaya
Ibu kami (baca : Mak Wo) punya 5 anak
Ayah bekerja sebagai admin di sebuah perusahaan.
Kondisi ekonomi keluarga kami selalu pas-pasan
Tapi alhamdulillah anak-anak Mamak bisa tumbuh dengan baik
Karena DAUN UBI

Whaaaaat ......? 
(Bayangkan ekspresi kaget saya, kayak aktor sinetron kacangan yang tayang rutin di TV .. Hihi)

inspirasi daun ubi

Belajar dari Bubur ...



Judul di atas belum lengkap ...
Ini long version-nya
"Belajar dari Bubur Kelor Kasongan"



Mengapa saya merasa perlu menuliskan BUBUR KELOR KASONGAN Part 2 ini?
(Part 1-nya ada DISINI).
Alasan utamanya adalah ada banyak inspirasi yang saya dapatkan dari cerita owner-nya.

Saya bukan pakar marketing, bukan pula pengamat bisnis.
Jadi ini murni subjektivitas saya sebagai orang awam.

Kesan pertama ... begitu menggoda ... Haha
Iya ... Menggoda karena setelah owner-nya bicara terbuka ternyata godaan semakin intensif.
"Godaan" untuk membuat tulisan ini secara tersendiri.

Bu Anis ... nama beliau
Sharing apa adanya ke saya.
Mulai dari profil Bubur Kelor Kasongan, sejarah singkat hingga strategi marketing yang dilakukan.
Apa yang membuat saya terkesan adalah bagaimana bisnis ini bisa ekspose diri dalam usia yang masih relatif dini (dibuka pada tanggal 22 Maret 2017).

Pada saat launching, selain berbagi voucher makan gratis bagi para tetangga warung selama 3 hari, pemilik  juga mengundang teman-teman beliau untuk memberi masukan dan saran.
Langkah awal yang bagus (menurut saya yaa ...), untuk tidak sekedar promosi tapi juga menjalin silaturahmi dan mendapatkan review dari para tamu. 
Apalagi teman-teman sendiri yang diundang, biasanya lebih bisa bicara apa adanya dan ceplas ceplos tanpa beban. Dan inilah kritik yang jujur.

Bu Anis menyampaikan bahwa Bubur Kelor Kasongan punya prinsip 
the more you give the more you will receive

Dalam bahasa saya : Berbagilah ... Anda akan mendapat imbal balik yang lebih banyak

Bisnis beliau juga sudah tentukan tagline yaitu The Healthy Food
Tidak sekedar omongan, tapi juga ada aksi dalam bentuk menu yang disajikan mengandung manfaat bagi kesehatan. 
Pastinya tanpa Monosodium Glutamat / MSG dan dimasak menggunakan air mineral higienis.
Ini juga menarik buat saya, karena non MSG sudah mainstream.
Air mineral higienis ... maafkan ke-kuper-an saya ... baru pertama saya dengar. Hehe

Ok lah ... anda mungkin bicara bahwa ini tetap bisnis, 
namun saya pribadi punya apresiasi sendiri terhadap misi lain yaitu upaya edukasi kpd masyarakat agar tidak mengkonsumsi junk food atau fast food .
(karena tidak baik makan buru-buru ... haha ... saya suka gak nyambung ya)

Seperti apa bentuk edukasi yang diberikan?

Di dinding warung dipasang poster tentang manfaat daun kelor dan peringatan bahayanya makan fast food. Salah satu poster yg cukup dramatis menurut bu Anis adalah :
YOUR FAST FOOD
CAN BE
YOUR LAST FOOD



Pertanyaan saya selanjutnya ...
Kok Kelor sih Bu?

Beliau menjawab bahwa di daerah Yogya masakan daun kelor sedang naik daun akhir-akhir ini
(Nah ini dia ... daun naik daun)

Beberapa warung kelor sudah buka dengan menu bobor kelor.
Selain itu berdasarkan pengamatan beliau, orang Yogya banyak yg usia tua dan anak-anak. 
Mereka suka makan bubur. 
Melihat pangsa pasar dan sekaligus memberi alternatif pada mereka untuk bisa mendapatkan makanan yg mudah dicerna dan padat gizi. 
Maka jadilah bubur kelor sebagai menu andalan sekaligus sebagai nama warung

Apa yang saya catat disini?
Ada survei awal yang beliau lakukan sebelum memastikan untuk membuka bisnis ini

Hal lain adalah harga ...
Harga yang ditawarkan sangat terjangkau 
Tidak sekedar murah, tapi juga terjamin kualitas untuk kesehatan. 
Komen saya : Siapa yang gak mau makanan murah, enak dan sehat?

Satu lagi yang menggoda saya ...
Logo dan tulisan Bubur Kelor Kasongan sangat artistik
Saya telusur lebih lanjut ternyata konsepnya diikutkan pameran seni rupa.
Itu menjadi salah satu strategi marketing.  Selain itu marketing banyak dilakukan melalui media sosial.
Nah ... kalau medsos ... saya yakin beliau memang luas pergaulannya.




Terus siapa desainer-nya ?
Ternyata sang suami mendampingi Bu Anis ... 
Bukan pak Anis ya, tapi pak Rakhmat namanya.
Yang saat ini sebagai seorang Kepala Sekolah Seni di Yogya

Bubur Kelor Kasongan tidak hanya kolaborasi suami istri pak Rakhmat dan Bu Anis, melainkan juga kerja bareng dengan pak Temu yang berstatus sebagai Kepala Sekolah SMK Boga. Jadi beliau-beliau berbagi tugas :
Pak Temu dan istri yang mengolah menu masakan, bu Anis dan pak Rakhmat mengelola penyajian, dekorasi serta marketing supaya menarik. 
Kolaborasi yang matching dan sinergis. 
(Keren ya .....)

Ada hal lain lagi yang mengusik saya. Mengapa bisa bicara banyak tentang makanan sehat?
Ternyata bu Anis adalah terapist/praktisi kesehatan. 
Dan punya pengalaman bisnis obat herbal untuk mendukung terapi. 
Maka konsep makanan sehat beliau usung di bisnis ini.



Strategi jangka panjang adalah mempertahankan rasa dan inovasi ragam masakan agar tidak monoton. Juga akan ada pelayanan konsultasi kesehatan.
Harapannya konsumen akan datang lagi. Aamiin

Tentang lokasi mengapa di Kasongan Bantul, alasan yang beliau kemukakan adalah kelor lagi booming di Bantul, di samping gampang mendapatkan kelor di daerah tersebut.
Selain itu di Kasongan belum ada warung sehat. 
(Menurut saya ... ini pilihan cerdas ... karena Kasongan juga daerah wisata kerajinan gerabah)

Tamu tidak hanya dari lokal dan luar kota, namun juga dari manca negara.
Lepas dari motivasi mereka menikmati menu sehat dan murah, ternyata bu Anis ini adalah ex pengajar bahasa Inggris dari salah satu English Course di Yogyakarta.
Setidaknya bisa ngobrol banyak dengan para tamu.

Lha kalau saya yang berperan sebagai bu Anis, pasti ceritanya beda ... Hahaha

Semoga tulisan ini jadi inspirasi ya.
Terima kasih.